Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh/mematikan semua organisme/jasad
renik(pathogen a apatogen) yang terdapat pada atau di dalam suatu benda,
sehingga jika ditumbuhkan ( dalam suatu media) tidak akan ada jasad renik yang
dapat berkembang biak. Sterilisasi
harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas, yaitu spora bakteri.
Sterilisasi dilakukan bertujuan mendapatkan keadaan steril.
Sterilisasi sangat penting dalam penelitian2
di bidang mikrobiologi, mengingat bahwa penelitian terhadap suatu spesies
mikroba harus selalu didasarkan atas penelitian terhadap sifat biakan murni
spesies tersebut, sehingga untuk memelihara suatu mikroba secara biakan murni,
perlu digunakan alat-alat dan medium yang bebas mikroorganisme atau steril
Sterilisasi
dapat dilakukan dalam 4 tahap, yaitu :
1.
Pembersihan
sebelum sterilisasi
2.
Pembungkusan
3.
Proses
Sterilisasi
4.
Penyimpanan
yang aseptic
Pada
prinsipnya proses sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : proses
fisika, kimia dan mekanik.
Proses
Fisika, dapat dilakukan dengan:
1.
Sterilisasi Secara
Pemanasan dan Radiasi
A. Pemanasan
Cara Pemanasan
dibagi 2, yaitu :
a.
Pemanasan kering, yaitu proses
pemanasan yang tidak mennunakan air
Dapat dilakukan
dengan tiga cara :
i.
Pemijaran/nyala
api langsung (sampai merah)
Cara ini dipakai
langsung (membakar), sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilitasnya, namun
penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja. Contoh : pinset, jarum ose dan
spatula logam
ii.
Flaming(pembakaran
sekejap)
Yaitu dengan
cara melewatkan benda yang akan disterilkan pada api Bunsen tanpa membiarkan
memijar. Contoh : mulut tabung reaksi, mulut tabung biakan dan gelas objek.
iii.
Udara
panas kering
Cara ini pada
dasarnya merupakan suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih
tinggi yaitu 160 -170o C selama 2 jam.
Dasar
sterilisasi ini adalah membunuh bakteri
dengan udara kering yang panas(dehidrasi-oksidasi). Alat-alat yang disterilkan
adalah : cawan petri, tabung reaksi, pipet volum, dan alat gelas lainnya.
Bahan= bahan yang dapat disterilkan : serbuk(talk), lemak, minyak. vaselin.
Alat-alat yang
disterilkan terlebih dahulu harus dicuci bersih, dilap kemudian dibungkus
dengan aluminium foil atau kertas perkamen.
b.
Pemanasan basah, yaitu proses
pemanasan dengan menggunakan air, dapat digunakan untuk mensterilkan bahan
padat (alat gelas) atau cair (sediaan yang mengandung air : media pembiakan).
Ada beberapa cara pemanasan basah, yaitu :
1. Dimasak dalam air biasa suhu 100oC
(direbus), pada suhu ini bentuk vegetative dapat dibunuh
tapi bentuk spora masih bertahan. Oleh karena itu agar efektif membunuh spora
maka dapat ditambahkan natrium nitrit 1% dan fenol 5%. Semua alat-alat yang
disterilkan dengan cara ini harus terendam seluruhnya, waktu 30-60’.
2. Dengan uap air mengalir
Cara
ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang, dengan
penangas air yang bagian atasnya ,
diberi lubang agar uap air dapat mengaliri bagian alat yang akan disterilkan,
waktu sterilisasi 30’ dihitung setelah mendidih. Caranya : alat-alat yang akan
disterilkan dicuci bersih dan didesinfeksi,
dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan ke dalam dandang.
3.
Pasteurisasi
Yaitu:
proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu, dimana semua mikroba pathogen
dapat terbunuh
Pasteurisasi
dapat dibagi dua yaitu :
a.
Pasteurisasi cepat : dilakukan pada suhu
72oC selama 15”
b.
Pasteurisasi lambat: dilakukan pada suhu
65oC selama 30’
*Spora dan
bentuk vegetatif dari bakteri termofil tahan
*Setelah
pasteurisasi, produk harus didinginkan secepat mungkin untuk
mencegah pertumbuhan bakteri yang masih
hidup.
*Pasteurisasi
biasanya dilakukan terhadap susu, dapat juga : anggur, bir, jus buah, cider (sari buah apel), madu,
minuman olah raga, makanan kaleng
*Proses ini
dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus
grup A, misalnya Bakteri TBC dan Brucellosis
4.
Tindalisasi
Digunakan untuk
bahan-bahan yang mengandung cairan yang tidak dapat disterilkan dengan
autoklaf(tidak tahan pada temperatur tinggi dan kering). Misalnya untuk media
yang mengandung telur, sterilisasi protein dll.
Alat yang
digunakan disebut “ARNOLD STEAM STERILIZER”.
Dilakukan dengan cara memanaskan medium/larutan menggunakan uap (T=100oC)
selama 30’
setiap hari selama 3 hari berturut-turut
Cara :
a.
Bahan disterilkan dengan menggunakan
suhu 100oC selama 30’, dengan tujuan agar sel-sel vegetative mikroba
terbunuh. Setelah itu bahan diinkubasi pada temperature kamar selama 24 jam,
agar spora yang masih ada pada bahan tersebut berubah menjadi bentuk
vegetative.
b.
Kemudian dilakukan sterilisasi tahap II
pada suhu 100oC selama 30’, setelah itu diinkubasi lagi pada temperature kamar selama 24 jam.
c.
Selanjutnya dilakukan sterilisasi tahap III
pada suhu 100oC selama 30’, dan diinkubasi lagi pada temperature kamar selama 24 jam.
d.
Sterilisasi dihentikan sampai tidak ada
pertumbuhan sel vegetative mikroba
5. Pemanasan dengan uap air bertekanan
Sterilisasi cara
ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam setiap rumah sakit. Alat
yang digunakan disebut Autoclave, untuk membunuh bakteri yang paling tahan
panas. Spora yang paling tahan panas akan mati pada suhu 121oC
selama 15’ .Terdiri : suatu bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan
manometer, thermometer, katup pengaman, pengatur tekanan dan tutup yang kuat.
Caranya : alat-alat yang akan disterilkan
dicuci bersih dan didesinfeksi, dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan
ke dalam autoclave. Bahan2 yang dapat
disterilkan : media pertumbuhan, aquadest dll.
Cara menggunakan autoclave
Cara menggunakan autoclave:
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek
dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang
ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan
karat.
b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika
mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus
dikendorkan.
c. Tutup autoklaf dengan
rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar
dari bibir autoklaf. Klep
pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
d. Nyalakan autoklaf, diatur timer
dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
e. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklafdan terdesak keluar dari klep
pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan
mencapai 2 atm.
f. Jika alarm
tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan
dalam kompartementurun hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan
isi autoklaf dengan hati-hati.
6.
Sterilisasi
dengan metode ultra high temperature (UHT)
Adalah
: sterilisasi yang dilakukan pada suhu tinggi dalam waktu singkat (suhu 135-150oC
sealam 2-6 detik). Dan umumnya untuk sterilisasi bahan cair (susu)
B. Penyinaran ( Radiasi)
Beberapa
sinar yang biasa dipakai dalam proses sterilisasi :
a.
Sinar
Ultra Violet (UV)
Sinar ini
mempunyai daya bakteriside yang tinggi sehingga biasa digunakan untuk
mensterilkan ruangan. Contoh : kamar bedah,ruang pengisian obat dalam ampul dan
flakon di industry farmasi. Ruang penanaman bakteri dalam media.
b.
Sinar
Gamma dari Kobalt 60.
Sinar ini
mempunyai daya penetrasi yang lebih besar dari sinar X, digunakan untuk
mensterilkan material tebal. Contoh: Bungkusan alat-alat kedokteran, paket
makanan.
c.
Sinar
katoda
Sinar ini
digunakan untuk menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang yang telah
dibungkus.
Proses Kimia
Steterilisasi secara kimia
Yaitu sterilisasi dengan
menggunakan bahan kimia. Biasanya menggunakan desinfektan. Desinfektan adalah :
Suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetative jasad renik. Prosesnya
disebut desinfeksi. Peralatan yang bisa disterilkan secara kimia al : sarung
tangan, kateter dll
Zat-zat kimia yang dapat bersifat
desinfeksi :
1. Fenol
dan derivatnya sebagai desinfektan maupun antiseptic
2. Alkohol,
contoh : etanol 70 - 90%
3. Halogen
beserta gugusnya , contoh : iodine(mengdesinfeksi kulit sebelum pembedahan),
hypoklorit (sanitasi alat-alat rumah tangga)
4. Logam
berat, contoh : HgCl2, merkurochrom, mertiolat (antiseptic), perak
nitrat (tetes mata pencegah penyakit mata pada bayi)
5. Detergen
6. Aldehid,
contoh : uap formalin
7. Gas
steilisator, digunakan untuk bahan atau alat yang tidak dapat disterilkan
dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material
disterilkan dengan gas etilen oksida
pada suhu kamar.
2. Sterilisasi secara mekanik
(filtrasi)
Yaitu sterilisasi dengan
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringa tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang sangat peka panas (toksin, serum, darah dll),tidak
tahan pada pemanasan tinggi ( medium yang mengandung senyawa gula) Namun cara ini mempunyai kelemahan yaitu : golongan virus mampu menembus filter atau saringan sterilisasi.
Beberapa jenis penyaring bakteri :
1. Berkefeld
filter
Elemen
penyaring pada alat ini terbuat dari tanah
diatonal, dengan tingkat porositas : kasar (viel=v), normal (N) dan halus
(weing=w). Yamg biasa digunakan untuk penyaring bakteri adalah porositas N dan W.
2. Chamberland
filter
Elemen
penyaring pada alat ini adalah porselin
yang tidak dilapisi dengan email. Porositasnya bervariasi yakni : L1, L2, L3
dst. Yang biasa digunakan untuk penyaringan bakteri adalah L3.
3. Seitz
filter (filter asbes)
Merupakan
alat penyaring dari “Stainless Steel” yang
dilengkapi dengan penyaring asbes selulosa yang dapat diganti.
4. Sintered
glass filter/ultra filter dll.
-
Untuk penyaringan dengan filter bakteri
diperlukan tekanan positif tertentu(20-30 mm Hg) deangan menggunakan pompa
vakum
-
Tekanan 20-30 mm Hg dapat mempercepat penyaringan
tanpa menyebabkan buih
Cara kerja menggunakan penyaring bakteri
-
Sterilkan saringan (Berkefeld,
Chamberland, Seitz), membrane penyaring(kertas saring) dan Erlenmeyer
penampung.
-
Pasang atau rakit alat-alat tersebut
secara aseptis, lalu isi corong dengan dengan larutan yang akan disterilkan
-
Hubungkan katup erlenmeyer dengan pompa
vakum, kemudian hidupkan pompa.
-
Setelah semua larutan melewati membrane filter
dan tertampung di Erlenmeyer, maka larutan dapat dipindahkan ke dalam gelas
penampung lain yang sudah steril dan tutup dengan kapas atau aluminium foil
yang steril.
No.
|
Nama
|
Fungsi
|
Prinsip
Kerja
|
1.
|
Spektrofotometer
|
Mengukur
kerapatan optis dari suatu cairan
|
Berdasarkan
prosentase transmisi dari suatu suspense yang akan diukur pada panjang
gelombang tertentu
|
2.
|
Inkubtor
|
Memelihara
biakan pada suhu konstan tanpa pengocokan
|
Menjaga
suhu tetap konstan dengan aliran udara sebagai penghantarnya
|
3.
|
Oven
|
Sterilisasi
alat-alat gelas
|
Mensterilkan
alat dengan udara panas kering pada suhu tinggi dengan aliran listrik
|
4.
|
Autoklaf
|
Sterilisasi
medium atau alat-alat yang tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi
|
Pemanasan
dengan uap air panas bertekanan tinggi
|
5.
|
Laminar
Air Flow (LAF)
|
Ruang
steril yang dipergunakan untuk memindahkan mikroorganisme
|
Mensterilkan
udara sekitar dengan radiasi sinar UV secara horizontal
|
6.
|
Spatel
drugalsky
|
Mentransfer
biakan
|
-
|
7.
|
Mikropipet
dan tip
|
Memindahkan
cairan yang bervolume kecil
|
-
|
8.
|
Cawan
petri
|
Membiakkan
mikroorganisme
|
-
|
9.
|
Tabung
reaksi
|
Menumbuhkan
mikroba
|
-
|
10.
|
Labu
Erlenmeyer
|
Menampung
larutan
|
-
|
11.
|
Beaker
Glass
|
Preparasi
media, menampung aquadest dan lain-lain
|
|
12.
|
Tabung
durham
|
Menampung
atau men -jebak gas yang terbentuk akibat metabolisme bakteri, biasanya
digunakan untuk bakteri koliform
|
|
13.
|
Pembakar
Bunsen
|
Menciptakan
kondisi yang steril
|
-
|
14.
|
Pinset
|
Mengambil
benda
|
-
|
15.
|
Colony
Counter
|
Menghitung
colony bakteri atau jamur
|
-
|
16.
|
Jarum
Ose
|
Mentransfer
bakteri
|
Mengangkat
sel
|
17.
|
Jarum
Tanam Tajam
|
Mentransfer
jamur
|
Mengangkat
hifa
|
18.
|
Kaca
silinder
|
Tempat
larutan antibiotic
|
-
|
19.
|
Kulkas
|
Menghambat
pertumbuhan mikroorganisme
|
Mengalirkan
udara dingin pada medium
|
KESIMPULAN
1.
Sterilisasi bertujuan untuk
membebaskan suatu bahan dan bahan dari segala macam bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme yang tidak diiginkan.
2.
Alat-alat praktikum
mikrobiologi-virologi terdiri dari alat non gelas berupa ; mikropipet dan tip.
Alat gelas berupa; Cawan petri, tabung reaksi, spatel drugalsky, pipet volume,
tabung durham, dan erlenmeyer. Alat instrumen berupa; oven, inkubator, Laminar
Air Flow, Autoklaf dan Spektrofotometer. Alat lain berupa; jarum ose dan jarum
tanam tajam.
3.
Cara sterilisasi alat-alat gelas
dengan menggunakan oven, sedangkan alat-alat non gelas menggunakan autoklaf.
4.
Praktikum harus dilakukan secara
aseptis untuk menghindari terkontaminasinya mikroorganisme yang tidak
diinginkan baim itu pada alat-alat praktikum, medium dan pada anggota tubuh
praktikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar